Ekspedisi Tampomas Rinjani episode 5

Restu menjadi orang pertama yang tiba di puncak Rinjani. Pulau Lombok, laut, pulau Bali, Gunung Agung begitu terlihat. Disusul dengan anggota tim lainnya. Berfoto menjadi agenda wajib, latar belakang sunset membuat obsesi tersendiri. 

Kami berada di puncak tertinggi ketiga di Indonesia. Luar Biasa. Semua meneteskan air mata. “Jayalah Indonesia..! jayalah Sumedang…!, jayalah Khanoman Sumedang…!, ujar seluruh anggota tim. Tiba-tiba Adhit berteriak,” Dan Jayalah STMIK Sumedang…!

Inilah hadiah ekspedisi, totopong masih melingkar di kepala. Tanda konsistensi, meski tertutup oleh pelindung kepala sebab cuaca begitu dingin di puncak  3.726 m. Inilah kisah hidup, sebab mungkin saja sebelum mereka sampai puncak mereka meninggal dunia, atau tewas. 

Setelah berfoto, mendokumentasikan. Akhirnya mereka harus cepat-cepat turun kembali. Turun pun tidaklah mudah. Sebab kami mesti melewati ketiga rute tadi. Berarti maut datang kembali. Jika tak cepat turun, maka tunggulah matahari menyengat, membakar dan membunuh. Sebab cuaca ekstrim begitu cepat terjadi di puncak Rinjani. “Gunung Rinjani adalah gunung yang diprediksi tetapi tidak bisa diprediksi,ujar Ade Rian Santika Serius.

puncak rinjani (doc. khanoman adventure)


Di hari kelima, kami sudah menaklukan puncak Rinjani. Pukul sepuluh pagi kami segera menuju ke Danau Segara Anakan. 

Perjalanan dihabiskan selama kurang lebih enam jam. Pukul setengah empat sore kami sampai di danau. Danau terlihat indah, hamparan air yang terlihat biru kehijauan seperti djamrud. Pemancing memasang tenda di pinggir danau, menunggu ikan menyambar umpan mereka. Danau terlihat ramai. 

Kebetulan saat itu, sedang ada acara jambore petualang yang diadakan oleh Trans 7. Kami pun mencari ruang kosong, tempat yang sangat penuh mirip pasar malam seperti yang pendaki bilang ternyata benar adanya. Terpaksa kami, pasang tenda 1,5 km dari lokasi acara. Suasananya tenang, jadi kami bisa menikmati suasana dengan begitu hikmat. 

Bersambung...

Related Post



Posting Komentar