Dari Tampomas menuju Rinjani Episode 8


Taman Nasional Gunung Rinjani (doc. Khanoman Adventure)

Akhirnya sampai juga mereka di Pos 2, disini ada banyak air dan ada warung juga. Pemilik warung sempat bercerita, bahwa disini banyak orang utan (sebutan bagi hantu). “Hati-hati kalau ada yang ngajak ngobrol, bisa-bisa itu orang utan. Bisa-bisa kalian disesatkan,”ujar pemilik warung.

Dzikri dan Ilham bercerita, bagaimana, salah satu anggota tim pendakian lain pernah ada yang kesurupan,”di anggota yang lain ada yang kesurupan. Untungnya tidak sampai terjadi apa-apa,”ujar Ilham dan di amini oleh Dzikri.

Setelah mendengarkan cerita tersebut, Anggota tim semakin merapat. Kerenggangan yang sempat terjadi kini mulai sedikit cair. Cair karena ketakutan dan misteri. Waktu sudah mulai menyusut, matahari mulai tenggelam.

Keberuntungan bagi anggota tim yang membawa bunga abadi. Sebab petugas jaga sudah lepas tugas, maka otomatis pemeriksaan ransel tak akan terjadi. Kalau saja pemeriksaan terjadi dan didalam ransel kami ada bunga abadi. Matilalah.

Sebab, bunga  abadi ini dilindungi oleh pemerintah. Ketahuan membawa bunga edelwis maka hukumannya denda atau penjara. Tapi, bunga abadi masih saja diperdagangkan terutama di daerah wisata Bromo.

Pukul sembilan malam, sampailah kami di gerbang Taman Nasional Rinjani. Perjalanan yang benar-benar menguras tenaga, mental, dan emosi. 12 jam lebih diperjalanan membuat kami semua begitu lega.

Meski Ilham merasa perjalanan ekspedisi ini tak bisa dinikmati. “Terlalu cepat, manajemen waktunya masih buruk. Mungkin karena kami masih jarang melakukan ekspedisi bersama.”ujar Ilham meradang.

Meski begitu, semua bersyukur perjalanan ekspedisi akan segera berakhir. Artinya, Ilham akan segera mendaftar ke Universitas, Ade Rian akan kembali kerja, Adhit kembali ke kampus, Restu kembali berwirausaha, dan Dzikri kembali ke kehidupan normalnya.

bersambung...

Related Post



Posting Komentar