RABU
Kemarin Selasa, hujan di malam sebelum kami bertemu. Sejak aku memendam rasa sejak masih SMP. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa.
Perkenalkan, namaku Deon. Kemarin aku sudah menuliskan tentang diriku. Meski belum sepenuhnya, tapi aku yakin kamu bisa membayangkan seperti apa aku. Gigiku pernah patah, terkena siku teman. Temanku itu nyamanya Sinyo, atau biasa dipanggil Inyong karena giginya yang sedikit agak maju.
Aku sempat harus melakukan perawatan ke dokter gigi. Kata dokter, gigiku harus dicabut sebab patahnya agak parah, dan bisa merusak gigi yang lain jika tidak dicabut.
Aku hanya berusaha mengikuti saran dokter. Karena aku yakin dokter memiliki pengalaman dan ilmu yang jauh dibandingku mengenai gigi. Namanya juga dokter gigi. Coba kalau dokter cinta, mungkin dokter bisa mengobati hatiku merindukan dia sedari SMP.
Gigi hilang satu, tapi kata dokter itu tidak mengubah ketampanan aku. Padahal itu bohong, dokter sengaja biar aku tidak kecewa. Ayahku hanya tersenyum, ia mendekati dokter. Aku pikir sih, sepertinya ayahku mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk membayar biaya perawatanku.
Kirim Pesan
Aku hanya bisa 'stalking' dia lewat Facebook. Ia kini terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Senyumnya masih sama, malah aku tambah yakin masa depanku ada bersamanya. Tapi seketika listrik mati. Komputer mati, warnet mendadak gelap, dan facebook pun lenyap. Hanya menyisakan aku dan lamunanku.
Ia kini telah menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Ia mengambil jurusan sastra. Pantas saja, tiap kali aku liat timeline facebooknya kata-kata romantis dan puitis mengisi hari-harinya.
Ingin, sekali aku menyapanya. Untuk sekedar mengatakan,'hai', atau kabar tentangnya. Tapi apa daya, aku hanya pria pemalu dan cuma bisa menjadi 'silent reader'.
"Apakah kau merasakan apa yang ku rasa?"
"Ini terasa sangat menyiksa?"
"Ingin ku tuliskan kata, RINDU?"
"Ingin sekali ku ajak kau jalan,"
Tapi, lagi-lagi aku hanya bisa menelan ludah, dan hanya berkata "Melihat kamu sekarang, aku sudah senang".
Semakin hari, belenggu rindu semakin menggebu. Akhirnya, atas saran temanku, Galih. Aku disuruhnya untuk mengirimkan pesan singkat.
"Asalamualaikum", tulisku di pesan facebooknya. Lalu aku langsung tutup facebook. Tapi, tak ada respon. ku buka facebook lagi tak ada respon. Begitu terus, sampai-sampai aku merasa putus asa.
"Sudahlah, mungkin ia sudah bahagia. Tak perlulah aku mengganggunya," ujar hatiku dengan muka pasrah dan kecewa.
Seminggu, aku pergi lagi ke warnet. ku buka media sosialku, dan kulihat ada pesan di beranda facebook ku. Lalu ku buka pesan ku dan ternyata itu dari, teman kuliahku yang menanyakan mengenai jadwal UAS.
"Aku kira dari dia", jawabku sambil tersenyum. Ku balas pesan temanku. Lalu, tak lama setelah itu, masuk sebuah pesan lagi. Aku mengira pesan itu dari temanku tadi. Tapi, ternyata itu pesan dari dia.
"Waalaikumsalam", pesannya dengan emotion senyum.
Seketika, jantungku berdebar kencang. Entah kenapa, mungkinkah ini yang dinamakan getaran cinta. Ah, itu sih mauku saja.
"Apa Kabar?" tanyaku dengan perasaan senang, sebab telah lama aku tak bercakap dengannya.
"Baik, kamu gimana kabarnya?" tanya dia balik.
"Aku baik juga. Kamu lagi sibuk apa?" tanyaku lagi karena ingin tahu keadaan dia saat ini.
"Gini aja, sibuk kuliah. Kalau kamu?"
"Aku sibuk kuliah, sama kaya kamu."
Seketika suasana hening, seperti biasa aku tidak bisa menghidupakan suasana atau percakapan. Kesal saat itu, padahal ingin ngobrol banyak.
"Kalau kamu ada waktu, boleh tidak aku bertemu?" tanyaku dengan perasaan tidak menentu dan aku sudah tahu jawabannya. Ia pasti tidak akan mau atau paling jawab aku lagi sibuk.
Lama sekali aku menunggu jawabannya.
sebuah pesan masuk, dan ia bilang "RABU, kita ketemu"
Itulah kenapa setiap hari rabu aku merasakan hal istimewa. Hal dimana impianku berdua, bertemu, di Rabu. Aku suka hari Rabu. KAMU?
Kemarin Selasa, hujan di malam sebelum kami bertemu. Sejak aku memendam rasa sejak masih SMP. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa.
Perkenalkan, namaku Deon. Kemarin aku sudah menuliskan tentang diriku. Meski belum sepenuhnya, tapi aku yakin kamu bisa membayangkan seperti apa aku. Gigiku pernah patah, terkena siku teman. Temanku itu nyamanya Sinyo, atau biasa dipanggil Inyong karena giginya yang sedikit agak maju.
Aku sempat harus melakukan perawatan ke dokter gigi. Kata dokter, gigiku harus dicabut sebab patahnya agak parah, dan bisa merusak gigi yang lain jika tidak dicabut.
Aku hanya berusaha mengikuti saran dokter. Karena aku yakin dokter memiliki pengalaman dan ilmu yang jauh dibandingku mengenai gigi. Namanya juga dokter gigi. Coba kalau dokter cinta, mungkin dokter bisa mengobati hatiku merindukan dia sedari SMP.
Gigi hilang satu, tapi kata dokter itu tidak mengubah ketampanan aku. Padahal itu bohong, dokter sengaja biar aku tidak kecewa. Ayahku hanya tersenyum, ia mendekati dokter. Aku pikir sih, sepertinya ayahku mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk membayar biaya perawatanku.
Kirim Pesan
Aku hanya bisa 'stalking' dia lewat Facebook. Ia kini terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Senyumnya masih sama, malah aku tambah yakin masa depanku ada bersamanya. Tapi seketika listrik mati. Komputer mati, warnet mendadak gelap, dan facebook pun lenyap. Hanya menyisakan aku dan lamunanku.
Ia kini telah menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Ia mengambil jurusan sastra. Pantas saja, tiap kali aku liat timeline facebooknya kata-kata romantis dan puitis mengisi hari-harinya.
Ingin, sekali aku menyapanya. Untuk sekedar mengatakan,'hai', atau kabar tentangnya. Tapi apa daya, aku hanya pria pemalu dan cuma bisa menjadi 'silent reader'.
"Apakah kau merasakan apa yang ku rasa?"
"Ini terasa sangat menyiksa?"
"Ingin ku tuliskan kata, RINDU?"
"Ingin sekali ku ajak kau jalan,"
Tapi, lagi-lagi aku hanya bisa menelan ludah, dan hanya berkata "Melihat kamu sekarang, aku sudah senang".
Semakin hari, belenggu rindu semakin menggebu. Akhirnya, atas saran temanku, Galih. Aku disuruhnya untuk mengirimkan pesan singkat.
"Asalamualaikum", tulisku di pesan facebooknya. Lalu aku langsung tutup facebook. Tapi, tak ada respon. ku buka facebook lagi tak ada respon. Begitu terus, sampai-sampai aku merasa putus asa.
"Sudahlah, mungkin ia sudah bahagia. Tak perlulah aku mengganggunya," ujar hatiku dengan muka pasrah dan kecewa.
Seminggu, aku pergi lagi ke warnet. ku buka media sosialku, dan kulihat ada pesan di beranda facebook ku. Lalu ku buka pesan ku dan ternyata itu dari, teman kuliahku yang menanyakan mengenai jadwal UAS.
"Aku kira dari dia", jawabku sambil tersenyum. Ku balas pesan temanku. Lalu, tak lama setelah itu, masuk sebuah pesan lagi. Aku mengira pesan itu dari temanku tadi. Tapi, ternyata itu pesan dari dia.
"Waalaikumsalam", pesannya dengan emotion senyum.
Seketika, jantungku berdebar kencang. Entah kenapa, mungkinkah ini yang dinamakan getaran cinta. Ah, itu sih mauku saja.
"Apa Kabar?" tanyaku dengan perasaan senang, sebab telah lama aku tak bercakap dengannya.
"Baik, kamu gimana kabarnya?" tanya dia balik.
"Aku baik juga. Kamu lagi sibuk apa?" tanyaku lagi karena ingin tahu keadaan dia saat ini.
"Gini aja, sibuk kuliah. Kalau kamu?"
"Aku sibuk kuliah, sama kaya kamu."
Seketika suasana hening, seperti biasa aku tidak bisa menghidupakan suasana atau percakapan. Kesal saat itu, padahal ingin ngobrol banyak.
"Kalau kamu ada waktu, boleh tidak aku bertemu?" tanyaku dengan perasaan tidak menentu dan aku sudah tahu jawabannya. Ia pasti tidak akan mau atau paling jawab aku lagi sibuk.
Lama sekali aku menunggu jawabannya.
sebuah pesan masuk, dan ia bilang "RABU, kita ketemu"
Itulah kenapa setiap hari rabu aku merasakan hal istimewa. Hal dimana impianku berdua, bertemu, di Rabu. Aku suka hari Rabu. KAMU?
Posting Komentar