20 September 2016, sejak Maghrib hujan turun begitu deras di Sumedang. Aku hanya menatap layar komputer saat itu. Tidak ada dalam pikiran akan terjadi musibah atau bencana.
Selepas Isya, hujan di sertai angin sempat mereda. Namun, tidak lama hujan kembali mengamuk membuncahkan segala amarah dari atas langit. Kini, mulai terlihat bocor di atap rumah. Aku, mulai mengambil ember dan lap pel untuk menampung tetesan air yang mulai menggenang di lantai rumah.
Selesai itu, ku lanjutkan menggunakan komputer. Mem 'play' permainan sepakbola kesukaan. Dua jam lepas Isya, terdengar pemberitahuan dari Handphone android.
"ada yang punya senter", demikian pesan lewat Line dari teman saya, Boil.
"Coba di Bah Inos", balasku dengan cepat.
"Ieu Empang kabanjiran (itu Empang kena banjir)," pesannya lagi.
Langsung saja aku 'shutdown' komputer. Bergegas turun tangga, kebetulan rumah ku berlantai 2.
Turun, aku lari ke depan rumah. Ku lihat temanku, Boil sedang meminjam senter ke Bah Inos.
"Hayu arek ngilu, yon?"(ayo, mau ikut?) tanya Boil sembari memutarkan motor Mio warna Silvernya.
"Hayu-Hayu," jawabku cepat.
Akhirnya, aku ikut ke lokasi Empang. Disana banyak orang yang panik, menyelamatkan barang, mengevakusi anak-anak yang utama. menggunakan perahu bot. Aku hanya bisa menatap dan melihat dari kejauhan. Memang, hujan yang begitu deras tadi menyebabkan air sungai meluap.
Esoknya, aku mendengar berita bahwa daerah lainnya juga terkena banjir dan tanah longsor. Ada di daerah Citengah, Anjung Ciherang, Panyingkiran, dan masih banyak tempat lainnya. Katanya, ada korban jiwa pula.
Sementara, di daerah Garut lebih parah. Puluhan jiwa melayang rumah-rumah rusak parah. Banyak orang tua di tinggalkan anaknya. Ada pula anak yang ditinggalkan ayah atau ibunya.
Do'a ku semoga kejadian ini tidak terulang kembali, dan kembali tumbuh dan berkembang untuk Kotaku Sumedang dan Garut.
Semoga sedih ini bisa menjadi bahagia di esok dan seterusnya. Mari jaga lingkungan bersama-sama.
Do'a ku untuk para korban, semoga Allah SWT memberikan tempat yang lapang di akhirat sana. Pray Sumedang, Pray Garut.
Posting Komentar