PERAN VISI SUMEDANG ‘SEHATI’ TERHADAP PEMBANGUNAN

1. Jelaskan konsep revitaslisasi komunikasi pembangunan dari kasus yang anda angkat untuk dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu ?

Pertama, kita menganalisis dari pengertian revitalisasi. Revitalisasi adalah memfungsikan menjadi tempat vital atau penting suatu kawasan, Revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) (Danisworo, 2002).

Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada.

Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat dalam arti luas (Laretna, 2002).

Kedua, melihat dari visi pembangunan Sumedang. Sumedang memiliki visi pembangunan Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025 adalah ”KABUPATEN SUMEDANG SEJAHTERA, AGAMIS, DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN 2025”.

Visi tersebut dapat diringkas menjadi ”SUMEDANG SEHATI”, yang diartikan sebagai kabupaten yang makin kokoh dan berdaya juang tinggi dalam membangun daerahnya.

Visi Kabupaten Sumedang tersebut belum sejalan dengan tingkat permasalahan yang ada. Permasalahan – permasalahan di kabupaten Sumedang tersebut diantaranya :

1. Penduduk sumedang mencapai 1,050 juta jiwa dan PNS mencapai 14 ribuan. (tribunjabar, selasa,22 mei 2012).

2. APBD Sumedang, dari 1 triliyun rupiah. 80 % digunakan untuk belanja pegawai. Sementara 20 % untuk kepentingan publik. (tribunjabar,selasa, 22 mei 2012).

3. Kemacetan yang terjadi di jalan Mayor Abdurahman sekitar Griya Plaza Sumedang.

4. Kualitas jalan : Baik (30,8),Sedang (21,3), Rusak (36,5), Rusak Berat (11,4), Panjang Jalan (796,056).

(Kantor Statistik Kabupaten Sumedang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang, 2006 ).

5. Lapangan Pekerjaan yang masih kurang.

6. Pemanfaatan Objek Wisata yang kurang.

7. Kasus Buta Huruf di Kabupaten Sumedang sekitar 7,84 % dari 12,7% jumlah buta huruf di Jawa Barat.

8. Revitalisasi kawasan Tampomas dan Aliran sungai cipeles

9. Sumedang Kota Buludru

Dari kesembilan permasalahan di atas. Tentu harus dicari jalan keluarnya atau di revitalisasikan kembali.
1. Memberdayakan kembali program Keluarga Berencana dengan Motto “ dua anak lebih baik”. Dan sesuai dengan anjuran dari Kementerian Pendayagunaan Avaratur Negara dan Badan Kepegawaian Negara (BKN), menyarankan untuk PNS diatas usia 50 tahun harus dipensiunkan.

2. Dengan mempensiunkan PNS diatas 50 tahun, tentu Anggaran Belanja Pegawai bisa sedikit di tekan. Dan sesuai dengan anjuran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara komposisi APBD itu harus 50 % : 50 % atau Balance.

3. Kemacetan yang terjadi di jalan Mayor Abdurahman bisa diatasi dengan pelebaran Jalan. Sebab jalan yang ada sekarang dinilai sempit. Atau bisa menggunakan jalur satu arah. Jadi kendaraan dari arah Cirebon yang ingin memasuki kawasan Mayor Abdurahman bisa dialihkan ke daerah Dano, Rancapurut. Tapi, yang paling penting adalah pelebaran jalan.

Sebab kebanyakan terutama di daerah kota, jalan sempit – sempit. Dan dengan dibangunya Jalan tol Cisundawu diharapkan bisa mengurai kemacetan di kabupaten Sumedang.

4. Gubernur Jabar pernah menuliskan Jalan Mulus, Ekonomi Lancar. Hal yang harus dilakukan adalah perbaikan jalan. Dari jalan di kabupaten Sumedang. Ada jalan kabupaten dan ada jalan provinsi. Jadi dana yang di keluarkan melalui dana APBD Sumedang dan APBD Jawa Barat.

Jalan yang rusak di Kabupaten Sumedang, diantaranya di daerah Tomo, Prabu Gajah Agung, dan Cadas Pangeran. Perbaikan jalan ini dimaksudkan untuk memperlancar ekonomi. Sebab Sumedang adalah jalur utama perdagangan yang menghubungkan antara Cirebon dan Bandung.

5. Lapangan pekerjaan di Sumedang masih kurang tercatat perusahaan besar (32), perusahaan menengah (109), sementara perusahaan kecil (1253). (Data BPS Sumedang 2006).

Perusahaan besar itu tercatat hanya ada di daerah Jatinangor (9),Cimanggung (22), dan Rancakalong (1). Untuk itu perlu dilakukan pelatihan wirausahawan untuk mencetak pengusaha – pengusaha baru yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan di Sumedang sehingga bisa mengurangi pengangguran di Sumedang.

6. Objek wisata di Kabupaten Sumedang sangat berpotensi untuk menjadi sumber pendapatan asli di daerah. Akan tetapi saat ini objek wisata di kabupaten sumedang masih terdengar asing di telinga masyarakat baik sumedang sendiri maupun jawa barat.

Oleh sebab itu, promosi – promosi haruslah dilakukan dengan cara mengikuti pameran – pameran. Atau kerja sama dengan Kabupaten yang ada di Indonesia.

Dan adanya rencana menjadikan Sumedang Puser Budaya Sunda bisa dijadikan daya tarik para wisatawan baik domestic atau asing, yakni dengan cara mengadakan even kebudayaan tahunan di Kabupaten Sumedang.

Selain itu di sumedang tepatnya di daerah Jatigede sedang di bangun bendungan / waduk Jatigede yang diyakini akan menjadi waduk terbesar se Asia Tenggara.

7. Mengadakan program wajib belajar dua belas tahun, dan mengadakan latihan – latihan di Balai Pusat Pelatihan ,membuka paket A, paket B, dan paket C di desa – desa di kabupaten Sumedang. Mengadakan perpustakaan keliling dan mengadakan even membaca tahunan.

8. Revitalisasi kawasan gunung tampomas. Saat ini kawasan gunung tampomas telah dieksploitasi secara besar – besaran sehingga menyebabkan kerusakan alam yang parah. Oleh sebab itu, kawasan gunung tampomas akan menutup akses bagi pengeksploitasian alam. Dan menerapkan menjadi kawasan hijau dan objek wisata.

Sebab di puncak gunung tampomas terdapat makam Prabu Siliwangi. Dan dijadikan pusat perkemahan sebagai primadona bagi para pecinta alam. “Leuweung Rusak Rakyat Balangsak, Leuweung Hejo Rakyat Ngejo”.

Revitalisasi sungai Cipeles, saat ini sungai cipeles telah mengalami pendangkalan. Pendangkalan sendiri bisa disebabkan oleh buang sampah sembarangan. Oleh sebab itu, akan dilakukan pengerukan dialiran sungai cipeles dan mensosialisasikan sumedang hijau. Dan bisa saja ke depannya sungai cipeles menjadi objek wisata air di kabupaten sumedang.

9. Sumedang kota Buludru artinya bagaimana cara mengkondisikan kembali sumedang menjadi kota hijau dan bersih dari sampah. Dan nyaman untuk ditempati baik oleh penduduk asli maupun pendatang. Pencapaian Sumedang mendapatkan Adipura di era 90 an seharusnya dijadikan patokan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam hal kebersihan. Dan harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, di pemerintahan dan lingkungan.

Revitalisasi kesembilan point tersebut nantinya akan coba di sinergikan dengan visi Sumedang yakni, Sehati (Sejahtera, Agamis, dan Dekmoratis) di tahun 2025. Bisa dikatakan Sembilan point tadi merupakan embrio yang bisa menjadi cikal bakal lahirnya Sumedang Tandang Nyandang Kahayang.


2. Apa Strategi Komunikasi yang anda tawarkan dari kasus dari kasus tersebut untuk mengkomunikasikan visi masyarakat yang multicultural?

Menurut Onong Uchyana Effendi “.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).

Selanjutnya menurut Onong Uchjana Effendi bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :Secara makro (Planned multi-media strategy) dan secara mikro (single communication medium strategy).
Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap” , misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya. (1981 : 67).

Teori-teori lain seperti diungkapkan oleh Melvin L . De Fleur yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku ‘Dimensi-dimensi Komunikasi’, bahwa ada empat teori :

Individual Differences Theory, bahwa khalayak sebagai komunikan secara selektif psikologis memperhatikan suatu pesan komunikasi jika berkaitan dengan kepentingannya, sesuai sikap, kepercayaan, dan nilai-nilainya.

Social Catagories Theory, bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya heterogen namun orang-orang yang mempunyai sifat yang sama akan memilih pesan komunikasi yang kira-kira sama dan akan memberikan tanggapan yang kira-kira sama pula.

Social Relationship Theory, bahwa walaupun pesan komunikasi hanya sampai pada seseorang tapi kalau seseorang tersebut sebagai pemuka pendapat (opinion leader), maka informasi isi pesan tersebut akan diteruskan kepada orang lainnya bahkan juga menginterpretasikannya. Berarti opinion leader tadi mempunyai pengaruh pribadi (personal influence) yang merupakan mekanisme penting dapat merubah pesan komunikasi).

Cultural Norms Theory, bahwa melalui penyajian yang selektif dan penekanan pada tema tertentu media massa menciptakan kesan-kesan pada khalayak bahwa norma-norma budaya yang sama mengenai topik-topik tertentu dibentuk dengan cara-cara khusus dengan batas-batas situasi perorangan, yaitu ada tiga :

a. reinforce existing patterns, bahwa pesan komunikasi dapat memperkuat pola-pola yang sudah ada dan mengarahkan orang-orang untuk peraya bahwa suatu bentuk sosial dipelihara oleh masyarakat.

b. create new shared convictions, bahwa media massa dapat menciptakan keyakinan baru mengenai suatu topik yang dengan topik tersebut khalayak kurang berpengalaman sebelumnya.

c. change existing norms, bahwa media massa dapat merubah norma-norma yang sudah ada dan karenanya dapat merubah tingkah laku orang-orang. (1981 : 69).

Strategi komunikasi yang akan dilakukan lebih diutamakan adalah Social Relationship Theory, bahwa walaupun pesan komunikasi hanya sampai pada seseorang tapi kalau seseorang tersebut sebagai pemuka pendapat (opinion leader), maka informasi isi pesan tersebut akan diteruskan kepada orang lainnya bahkan juga menginterpretasikannya. Berarti opinion leader tadi mempunyai pengaruh pribadi (personal influence) yang merupakan mekanisme penting dapat merubah pesan komunikasi).

Contohnya dengan melakukan sosialisasi di pemerintahan – pemerintahan,Kecamatan mensosialisasikan ke desa – desa. Lurah atau Kades mensosialisasikan kepada RW / RT. Selain itu melakukan sosialisasi juga dengan lembaga pendidikan sekolah. Dan bekerja sama dengan LSM atau Organisasi masyarakat.

Selain itu strategi komunikasi bisa dilakukan dengan mengadakan even – even. Misal even gerak jalan atau yang bersifat fun and education. Sebab Efek dari komunikasi itu nantinya adalah : (a) Menyebarkan Informasi, (b) Melakukan Informasi, (c) Melaksanakan instruksi.

Perlu diingat juga dengan banyaknya perbedaan latar belakang budaya, pendidikan, social, dan lain – lain. Maka, para ahli (misal:antropologi atau sosiologi) dilibatkan untuk memberikan masukan. Agar pesan yang akan dikomunikasikan bisa berjalan dengan baik.

Tetapi pada dasarnya, semua teori bisa diterapkan akan tetapi sesuai dengan keadaan. Sebab teori tersebut bisa menjadi jembatan dari gap budaya.


3. Bagaimana strategi komunikasi yang anda lakukan dalam merevitalisasi saluran komunikasi interpersonal dan media massa untuk mengkomunikasikan kasus tersebut ?

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas untuk strategi komunikasi yang bersifat interpersonal. Tentunya saya akan lebih menekankan komunikasi bersifat vertical yakni antara atasan dengan bawahan. Maksudnya komunikasi antara Bupati yang mensosialisasikan pesan revitalisasi tersebut kepada camat, lalu camat menyampaikan pesan kepada desa atau lurah, dan seterusnya. Hal ini diharapkan terjadi sifat simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Agar program dan pesan yang ingin disampaikan bisa dilaksanakan dengan baik.

Selain itu juga, saya akan menggerakan kepala – kepala dinas, dan para PNS yang ada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sumedang. Untuk turut serta mensosialisasikan agar bisa berjalan efektif dan efisien. Terutama pesan yang disampaikan bisa sesuai dengan apa yang di komunikasikan oleh komunikator dalam hal ini Bupati atau sebagai pembuat kebijakan revitalisasi.

Dan dalam kasus ini juga saya tidak mengkhususkan pada kasus tertentu. Melainkan langsung kepada permasalahan yang kompleks. Sebab saya sadari kasus yang saya angkat merupakan akumulasi dari ketidaknyamanan saya terhadap proses pembangunan yang ada di kabupaten Sumedang yang bisa dikatakan lambat.

Oleh karena itu komunikasi yang dilakukan secara vertical dan salurannya menggunakan system dua arah diharapkan adanya feed back diantara kedua belah pihak.

Sehingga diharapkan efeknya bisa menyebarkan informasi yang akurat, bisa melakukan informasi yang disampaikan, dan yang paling penting bisa melaksanakan instruksi yang dijalankan sehingga target yang ingin dicapai bisa memenuhi target.

Kemudian bagaimana dengan saluran komunikasi media massa itu sendiri.

Di Kabupaten Sumedang tercatat ada beberapa media massa baik cetak maupun elektronik. Diantaranya media cetak : Koran Sumedang, Sumedang Ekspress, Radar Sumedang. Lalu Media Elektronik, Radio : Radio Erks, Radio Yusan, Radio Citra. Televisi : ParTV.

Media massa tersebut tentu saja harus siap untuk mensukseskan program tersebut. Sebab institusi media merupakan salah satu sumber kekuatan dalam merubah sikap, nilai dan perilaku. Peran media massa sendirikan kan ada 3, (1) Memperkuat proses pembangunan (2)Tidak berkaitan dengan proses pembangunan (3) Memperlambat proses pembangunan. Tentunya diharapkan media massa yang ada di sumedang ikut serta untuk memperkuat proses pembangunan sesuai dengan apa yang ada dalam point (1).

Kehadiran media massa sangat penting sebab kehadiran media massa bisa menjadi media pendidikan, penyampai informasi yang efektif bagi masyarakat. Sifatnya yang mampu menjangkau daerah terjauh dan terpencil bisa menjadi keuntungan memanfaatkan media massa.

Oleh sebab itu, saya akan berusaha memanfaatkan media massa untuk memberikan informasi mengenai revitalisasi ini dengan cara.

1. Memanfaatkan media massa saya akan mencoba membuat iklan layanan masyarakat yang menginformasikan revitalisasi tersebut dengan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah ini dimaksudkan agar masyarakat yang kurang paham mengenai revitalisasi ini bisa menanyakan secara langsung.

2. Memanfaatkan radio atau televisi dengan cara mengadakan diskusi atau seminar. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih paham dan mengerti. Dan supaya masyarakat dilibatkan dalam program revitalisasi tersebut. Misal dalam revitalisasi point yang ke 8 dan 9 tentang revitalisasi kawasan gunung tampomas dan mengembalikan sumedang menjadi kota buludru.

Keterlibatan masyarakat ini sangat penting sekali. Karena Visi SUMEDANG SEHATI
(SEJAHTERA, AGAMIS, dan DEMOKRATIS ) itu pada dasarnya dilakukan untuk kepentingan bersama yakni dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.

Jadi, ironis sekali jika sampai rakyat tidak diajak berpartisipasi. Mengajak rakyat / masyarakat berparitisipasi sama hal nya denga memberikan penghormatan dan penghargaan terbesar pemerintah untuk rakyatnya.

Oleh karena itu radio dan televisi menjadi kekuatan penting dibalik penyebaran informasi secara persuasif agar dapat melakukan informasi tersebut dan pada akhirnya bisa melaksanakan instruksi sesuai dengan informasi. Dan perlu digaris bawahi juga mutual understanding sangat penting agar ada hubungan sinergi antara pemerintah dengan masyarakat.

4. Jelaskan analisa anda, apakah revitalisasi tersebut memiliki pengaruh moderenisasi pada masyarakat ?

Tentu saja pengaruh moderensisasi pasti ada. Akan tetapi menurut Etzioni dan Halevy menyatakan transisi dari keadaan tradisional menjadi moderenitas ditandai oleh :

1. Revolusi demografis

2. Menurunya ukuran dan pengaruh keluarga

3. Menurunya pengaruh agama

4. Terbukanya system stratifikasi social

5. Munculnya budaya massa (pendidikan dan komunikasi)

6. Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi

7. Peralihan dari struktur feodal atau kesukuan ke struktur social yang birokratik.

Untuk meredam moderenisasi yang kebablasan apalagi point 3. Sebab point yang ke tiga tidak sesuai dengan Visi Sumedang SEHATI terutama yang berkaitan agamis.

Oleh karena peran agama sangat diperlukan sekali baik itu di keluarga maupun lingkungan. Bagaimana pun sumedang tidak akan terlepas dengan yang namanya globalisasi atau menurut Anthony Giddens yakni terjadinya peningkatan kesalingtergantungan antar masyarakat di dunia.

Globalisasi ditandai dengan begitu pesatnya teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu untuk bersaing dengan kota – kota lain maka mau tidak mau sumedang harus mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi.

Yang ditakutkan adalah yang ketujuh point diatas adanya transisi keadaan tradisional menjadi modern. Tetapi, tidak perlu di khawatirkan sebab Visi Sumedang SEHATI tentu saja sudah dipertimbangkan matang – matang proses perencanannya.

Diantaranya salah satunya, point ke 6 yakni Sumedang Puser Budaya Sunda. Tentu saja diharapkan dengan merevitalisasi Sumedang Puser Budaya Sunda diharapkan keadaan tradisional baik itu dalam berbudaya bisa mempertahankan tradisi sunda, tujuanya untuk menyaring unsur – unsur negative dari moderenisasi.

Dan pemerintah juga perlu untuk mensosialisasikan tentang pemahaman moderenisasi yang positif. Yakni moderenisasi yang bisa membawa perubahan baik secara ekonomi, pemikiran, politik, social untuk sebuah pembangunan yang baik di kabupaten Sumedang. Caranya dengan menanamkan nilai – nilai baik di  lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

5. Bagaimana pula analisa anda, apakah revitalisasi tersebut dapat menciptakan perubahan social pada masyarakat? Menurut prediksi anda apa yang akan terjadi ?

Ya, perubahan social sendiri memiliki pengertian adanya perubahan pada struktur social dari suatu masyarakat – dimana pola hubungan social yang lama digantikan oleh pola hubungan social yang baru di dalam suatu masyarakat. Perubahan social disini adalah perubahan dimana masyarakat diajak untuk menyadari akan pentingnya kebersamaan, kerukunan, dan tenggang rasa dan ringan sama dijinjing berat sama di pikul.

Dalam visi SUMEDANG SEHATI yang mengusung Sejahtera, Agamis, dan Demokratis. Masalah – masalah yang ada dibawah ini, jika diselesaikan maka akan menyebabkan terjadinya perubahan social;

*Penduduk sumedang mencapai 1,050 juta jiwa dan PNS mencapai 14 ribuan. (tribunjabar,selasa,22 mei 2012).

*APBD Sumedang, dari 1 triliyun rupiah. 80 % digunakan untuk belanja pegawai. Sementara 20 % untuk kepentingan publik. (tribunjabar,selasa, 22 mei 2012).

*Kemacetan yang terjadi di jalan Mayor Abdurahman sekitar Griya Plaza Sumedang.

*Kualitas jalan : Baik (30,8),Sedang (21,3), Rusak (36,5), Rusak Berat (11,4), Panjang Jalan (796,056).
(Kantor Statistik Kabupaten Sumedang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang, 2006 ).

*Lapangan Pekerjaan yang masih kurang.

*Pemanfaatan Objek Wisata yang kurang.

*Kasus Buta Huruf di Kabupaten Sumedang sekitar 7,84 % dari 12,7% jumlah buta huruf di Jawa Barat.

*Revitalisasi kawasan Tampomas dan Aliran sungai cipeles

*Sumedang Kota Buludru

Misalnya,: pemanfaatan objek wisata yang kurang.

 Dengan berhasil memanfaatkan objek wisata yang baik. Maka akan terjadi perubahan social ditandai dengan banyaknya pedagang – pedagang atau rumah – rumah penduduk yang dekat dengan objek wisata menjadi tempat penginapan.

Tentu saja hal ini bisa membawa keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Dan sesuai dengan pengertian revitalisasi itu sendiri yakni peningkatan ekonomi itu sendiri.

Dan perubahan social yang terjadi misalnya : orang yang asalnya pengangguran bisa memanfaatkan objek wisata menjadi ladang usaha. Caranya: dengan menjual cendramata maka ini bisa dilihat sebagai suatu proses perubahan social.

Contoh lain : pengentasan kasus buta huruf

Dengan bisa mengatasi permasalahan buta huruf. Diharapkan banyak orang yang mampu melek huruf dan tidak menjadi orang bodoh. Perubahan sosialnya mungkin saja setelah ia tidak menjadi buta huruf. Ia bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Dan yang akan terjadi menurut prediksi saya adalah ketika perubahan social berlangsung positif. Maka hasil yang akan dicapai pun akan positif.

Terutama perubahan social bisa meningkatan ekonomi ini sesuai dengan VISI SUMEDANG SEHATI yakni SEJAHTERA. dan kedepannya saya mendukung VISI “SEHATI” sebagai sebuah proses revitalisasi kabupaten Sumedang ke arah yang pembangunan yang lebih maju.

Sehingga tujuan komunikasi pembangunan yakni : menghapuskan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan bisa tercapai sebuah pemahaman dan wawasan pengetahuan dan keterampilan berfikir demi kemajuan sumedang.





Referensi :
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-revitalisasi.html
diakses jam 08.13  tanggal 26/5/2012

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3778/1/komunikasi-mukti.pdf
 diakses 26/05/2012  jam 8.18

http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/strategi-komunikasi.html
diakses 26/05/2012 jam  8.29

http://bappeda.sumedangkab.go.id/aplikasi/profda/visimisibup.php
diakses 26/5/2012 jam 8.33


Related Post



Posting Komentar